Zat Kimia Korosif

 Apakah yang pertama kali terlintas dipikiranmu ketika mendengar kata kimia? Umumnya masyarakat awam akan langsung mengaitkan kata kimia dengan bom, nuklir, dan benda berbahaya lainnya. Padahal sejatinya manusia akan selaalu terkait dengan kimia. Bahan yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari umumnya diolah dengan proses kimia. Tidak semua bahan kimia itu berbahaya, banyak sekali bahan kimia yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya adalah penggunaan deterjen, sabun, dan shampo. Tanpa bahan kimia disamping kita tidak akan terbantu dalam membersihkan kotoran pakaian ataupun tubuh, contoh lain yaitu penggunaan asam cuka, untuk memperkuat rasa makanan.

Disamping banyaknya kegunaan bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari, tentunya ada juga bahaya yang dapat ditimbulkan zat-zat tersebut bila tidak dipergunakan sebaik mungkin. Contoh yang dilampirkan diatas merupakan bagian dari zat kimia yang bersifat asam atau basa. Zat asam atau basa memiliki sifat yang korosif. Selain asam dan basa juga terdapat banyak lagi bahan kimia yang bersifat korosif. Berikut kita akan membahas tentang zat kimia yang bersifat korosif.

Korosif merupakan zat-zat kimia yang dapat merusak jaringan hidup, seperti terjadinya iritasi kulit (terbakar). Zat korosif juga mampu menyebabkan benda lain hancur atau mengalami pengikisan, seperti terjadinya perkaratan pada lempeng baja.  Bahan kimia dapat digolongkan korosif apabila pH dari zat tersebut berkisar pada < 2 atau > 11,5. artinya zat tersebut memiliki tingkat keasaman yang tinggi atau tingkat kebasaan yang tinggi.

Berikut merupakan simbol dari bahan kimia bersifat korosif:

Gambar 1 Simbol korosif

Contoh zat kimia yang bersifat korosif :

Asam

Basa

Agen Pendehidrasi

Halogen / Garam Elektrofil

Oksidator Kuat

Asam Sulfat

(H2SO4)

Natrium Hidroksida

(NaOH)

Seng Klorida Anhidrat  

(ZnCl2)

Iodin

(I)

Hidrogen Peroksida

(H2O2)

 

Asam Klorida

(HCl)

Kalium Hidroksida

(KOH)

Kalsium Oksida

(CaO)

Fluorin

(F)

Timbal Dioksida

(PbO2)

Asam Nitrat

(HNO3)

Aluminium Hidroksida

Al(OH)3

Fosfor Pentoksida

(P4O5)

Bromin

(Br)

 

Asam Asetat

(CH3COOH)

Natrium Hidrida

(NaH)

Asam Sulfat Pekat

(H2SO4)

Klorin

(Cl)

Asam Fosfat

(H3PO4)

Butillitium

(C4H9Li)

 

 

Natrium Hipoklorit

(NaClO)

Asam Hidroflourat

(HF)

Amonia Anhidrat

(NH3)

 


Cara penyimpanan bahan kimia bersifat korosif:

1. Berikan label sifat korosif pada wadah bahan kimia dan lokasi penyimpanannya.

    Contoh :

Gambar 2 Label korosif pada wadah 

Gambar 3 Label korosif pada lokasi penyimpanan
         

2. Simpan bahan di dalam ruangan dingin dan berfentilasi.

3. Jauhkan bahan kimia dari sumber panas.

4. Pisahkan bahan kimia dari bahan kimia lain yang reaktif.

5. Selalu gunakan alat pelindung diri laboratorium ketika meletakkan atau mengambil bahan kimia. Seperti menggunakan jas labor, sarung tangan karet, masker dan respirator sesuai bahan yang ditangani, alat pelindung mata dan muka, sepatu, dll.

Langkah penanganan bekerja dengan bahan kimia korosif:

1) Pencampuran, pengadukan, pemanasan dan pemindahan dilakukan dalam ruangan khusus, seperti lemari asam.

2) Menggunakan alat pelindung diri (APD) jas labor, sarung tangan karet, masker dan respirator sesuai bahan yang ditangani, alat pelindung mata dan muka, sepatu, dll. APD harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap korosif dan mempunyai daya lindung terhadap bahan yang ditangani.

3) Tidak diperkenankan merokok, makan, minum, bercanda atau melakukan hal yang tidak penting di dalam ruang kerja.

4) Ruang kerja harus memiliki sirkulasi dan ventilasi udara yang baik.

 Langkah penanganan jika terkena bahan kimia korosif:

A. Jika bahan kimia menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit

a. Segera rendam area yang terbakar ke dalam air dingin.

b. Tutup luka bakar dengan balutan kering.

c. Jika luka bakar tergolong parah, segera mencari bantuan medis.

B. Jika bahan kimia bersifat asam atau basa terkena mata:

a. Cuci mata yang terkena bahan kimia secepat mungkin dengan air mengalir dalam jumlah yang banyak.

b. Jika mata terkena zat kimia yang bersifat asam maka netralisir dengan bahan bersifat basa, seperti 5% larutan sodium bikarbonat.

c. Jika mata terkena zat kimia yang bersifat basa maka netralisir dengan bahan bersifat asam, seperti 5% asam asetat.

d. Segera cari bantuan medis.

C. Jika bahan kimia bersifat asam atau basa tertelan:

a. Segera bilas mulut dengan air mengalir.

b. Jika zat yang tertelan bersifat asam maka netralisir dengan meminum susu magneisa (suspensi magnesium hidroksida 8%) yang bersifat basa.

c. Jika zat yang tertelan bersifat basa maka netralisir dengan meminum jus lemon atau 5% asam asetat 

d. Segera cari bantuan medis.

Komentar

Posting Komentar